Sistem Informasi Psikologi _Chanurimas Ajeng_10508043_4PA01

Tugas kali ini saya akan menganalisa mengenai artikel ilmiah mengenai pembuatan tes kepribadian berbasiskan sistem pakar menggunakan visual studio.net 2008, aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar  ini merupakan aplikasi interaktif yang berfungsi untuk mengukur kepribadian umum yang dimiliki oleh seseorang. Pada aplikasi ini user dapat memilih 12 kategori kepribadian, proses pengukuran dilakukan melalui tes yang terdiri dari  serangkaian pertanyaan dan di akhir dari pertanyaan akan di dapat suatu kesimpulan mengenai kondisi kepribadian sesuai dengan kategori kepribadian yang dipilih.

Aplikasi ini dibuat sebagai bentuk baru dalam pelaksanaan pengukuran kepribadian (tes kepribadian) yang dibuat dalam sebuah aplikasi perangkat lunak yang sedemikian rupa sehingga menarik, mudah dan nyaman untuk digunakan. Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk mencoba membuat suatu aplikasidi bidang psikologi, khususnya pada sub bidang kepribadian dimana aplikasi tersebut menggunakan pengetahuan komputer di bidang kecerdasan buatan (artificial intelegent technique atau ai) khususnya cabang sistem pakar (expert system) yang sekiranya dapat mengatasi hal – hal tersebut dan juga dapat digunakan sebagai penunjang dalam bidang ilmu psikologi dan dapat digunakan bagi keperluan masyarakat dan individu pada umumnya.

Sistem  pakar  atau  expert  sistem  adalah  sebuah  perangkat  lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. Jadi sistem pakar itu  merupakan program komputer yang bertindak sebagai konsultan. Dengan adanya sistem pakar, seseorang pemakai dapat berkonsultasi dalam memecahkan masalah layaknya berkonsultasi langsung dengan seorang pakar sesuai dengan domain  masalah  tertentu  yang  diinput ke dalam  sistem pakar  tersebut. Pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar khusus untuk satu problem domain sebagai   kebalikan   dari   pengetahuan  tentang   tehnik   pemecahan   masalah   pada umumnya.

Sistem pakar memiliki 4 komponen yang mendukung yaitu; basis pengetahuan, basis data, mesin inferensi, dan antar muka pemakai. Dalam proses pengerjaannya  Dalam tes kepribadian ini terdapat 12 kategori kepribadian yang bisa dipilih oleh user untuk mengukur kepribadiannya masing-masing. Sistem ini dirancang semudah mungkin agar penggunaanya bisa dilakukan dengan mudah. Kelebihan dari suatu sistem pakar terletak pada kemampuannya untuk bekerja terus menerus dan berada dalam kondisi yang maksimal, sistem pakar diciptakan bukan untuk menggantikan kedudukan seorang pakar, tetapi sebagai alat bantu dalam kepastian pengambilan keputusan, karena mungkin terdapat banyak alternatif yang dipilih secara tepat.

Program aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar ini menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.NET 2008 sebagai program dan juga menggunakan SQL Server 2000 sebagai file databasenya. Setelah perancangan aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar dilakukan, pengujicobaan dilakukan untuk melihat sejauh mana aplikasi tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Pengujicobaan dilakukan berdasarkan empat penilaiaan, yaitu tampilan dari aplikasi sistem pakar secara keseluruhan, kemudahan pemakaian aplikasi sistem pakar, kecepatan aplikasi sistem pakar dalam memproses suatu permasalahan sampai didapatkannya hasil dan hasil yang di dapat dari proses sistem pakar sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut : Pengujicobaan ini dilakukan terhadap 40 orang sebagai penguji yang menilai

sejauh mana aplikasi sistem pakar ini dapat sejalan dengan tujuan pembuatannya,

pengujinya diantaranya  : 20 orang mahasiswa dan 20 orang masyarakat umum.

 

Hasil penilaian    =        Jumlah penilaian (orang) terbanyak   X 100       

                                                    Jumlah penguji (orang)        

Berdasarkan hasil penilaian diatas didapatkan hasil sebagai berikut :       

a. 82,5 %  Penguji menilai tampilan dari aplikasi sistem pakar  menarik

b. 80 %     Penguji menilai aplikasi sistem pakar mudah digunakan

c. 90 %   Penguji  menilai aplikasi sistem pakar bekerja dengan cepat dalam memproses  dan mendapatkan hasil pengukuran.

d. 82,5 % Penguji menilai hasil yang didapat dari pengukuran sistem pakar sudah

sesuai dengan masukan yang dimasukan.

Berdasarkan artikel ilmiah ini bahwa teknologi khususnya system pakar sangat membantu mempermudah pengerjaan hasil suatu tes, khususnya tes kepribadian. Semoga dengan adanya penelitian ini dunia teknologi dapat lebih berkembang lagi.

 

 

Sumber : http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer-science/2009/Artikel_10104875.pdf

Pekerjaan di bidang psikologi yang menggunakan media teknologi seperti komputer selain HRD memang banyak. Salah satunya adalah bidang pekerjaan yang ingin saya bahas adalah pekerjaan sebagai asisten laboratorium di Universitas Gunadarma.

Selain menjadi asisten pengajar, asisten laboratorium atau yang bisa disingkat sebagai asleb ini juga bekerja dengan menggunakaan komputer. Sebagai contohnya, asleb menggunakan Microsoft Excel untuk memasukan atau mengolah nilai-nilai para mahasiswa yang sangat banyak. Dengan menggunakan program ini asleb dapat memasukkan nilai mahasiswai tanpa kesulitan dan cepat.

Selain itu, asleb juga mengetahui cara mengolah hasil pemeriksaan psikologis menggunakan program-program dalam komputer dan diajarkan kepada para mahasiswa. Hasil data pemeriksaan psikologis dimasukkan ke dalam program lalu diolah di komputer. Pemeriksaan psikologis yang dapat diolah datanya dengan menggunakan komputer seperti tes pauli, papikostik, IST, RMIB, EPPS dan masih banyak lagi.

Disini para asleb mengajarkan para mahasiwa memasukkan data di komputer gunanya untuk lebih memastikan hasil hitungan manual dengan komputer apakah sama. Biasanya hasil perhitungan secara manual dengan hasil di komputer tidak jauh berbeda. Tujuan utamanya agar nanti para mahasisiwa lulusan Universitas Gunadarma dapat mengerjakan hasil pemeriksaan psikologis dengan cepat, tepat dan akurat dengan program-program di komputer.

Aplikasi yang digunakan dalam psikologi ada berbagai macam salah satunya adalah program SPSS. SPSS adalah program komputer yang dipakai untuk analisis statistika. Sejak tanggal 28 Juli 2009, SPSS disebut sebagai PASW (Predictive Analytics SoftWare), karena perusahaan ini telah dibeli oleh perusahaan IBM dengan harga US$1,2 miliar. SPSS banyak digunakan dalam berbagai riset pemasaran, pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (bisa dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ (versi DOS). Tetapi, dengan mulai populernya system operasi windows. SPSS mulai mengeluarkan versi windows (mulai dari versi 6.0 sampai versi terbaru sekarang).

Pada awalnya SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk ilmu-ilmu sosial, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah Statistikal Package for the Social Sciens. Sekarang kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains, psikologi dan lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan dari SPSS Statistikal Product and Service Solutions. SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara langsung ke dalam SPSS Data Editor. Bagaimanapun struktur dari file data mentahnya, maka data dalam Data Editor SPSS harus dibentuk dalam bentuk baris (cases) dan kolom (variables). Case berisi informasi untuk satu unit analisis, sedangkan variabel adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus. Program olah data SPSS ini telah digunakan di berbagai bidang persoalan seperti riset pasar, pengendalian dan perbaikan mutu, serta riset-riset sains.

Program SPSS ini sangat populer karena sering kali dijadikan sebagai alat untuk mempermudah proses pengolahan data. Sampai saat ini, program SPSS masih tetap dipakai dalam berbagai bidang seperti ilmu keuangan, telekomunikasi, retail, farmasi, militer, broadcasting, riset pemasaran, database marketing, penilaian kredit, peramalan bisnis, penilaian kepuasan konsumen, dan lain sebagainya. Program olah data SPSS ini sangat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil olah data yang dicapai juga dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya.

 I.       Tujuan dan Manfaat SPSS

Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut. Ilmu statistik ini dapat ditemui di berbagai disiplin ilmu seperti ekonomi, jurnalistik, psikologi, dan lain-lain. Sebagai contoh, dalam bidang ilmu manajemen ilmu statistik ini berfungsi untuk membantu dalam pengambilan keputusan atas suatu masalah tertentu. Dalam penghitungan statistik, alat yang sering digunakan adalah olah data SPSS.

II.    Cara Kerja SPSS

Untuk memahami cara kerja software SPSS, berikut dikemukakan kaitan antara sara kerja komputer dengan SPSS dalam mengolah data.

  1. Komputer

Pada dasarnya komputer berfungsi mengolah data menjadi informasi yang berarti.Data yang akan diolah dimasukan sebagai input, kemudian dengan prosess pengolahan data oleh komputer dihasilkan output yang berupa informasi untuk kegunaan lebih lanjut.

Input data —> Proses Komputer —-> Output data

2. Statistik

Statistik juga mempunyai fungsi mirip dengan komputer, yaitu mengolah data dengan perhitungan statistic tertentu, menjadi informasi yang berarti.

Input data —> Proses statistik —> Output data

3. SPSS

Proses pengolahan data pada SPSS juga mirip dengan kedua proses diatas hanya disini ada variasi dalam penyajian input dan output data.

Input data dengan data editor —> Proses dengan data edit –> Output data dengan viewer

Penjelasan Proses Statistik dengan SPSS

  1. Data yang akan diproses dimasukan lewat menu DATA EDITOR yang otomatis muncul di layar SPSS ketika dijalankan.
  2. Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu DATA EDITOR.
  3. hasil pengolahan data muncul dilayar (window) yang lain dari SPSS yaituVIEWER. Output SPSS bisa berupa teks/tulisan, tabel, atau grafik.

Dengan demikian, dalam SPSS ada berbagai macam Window yang tampil sekaligus jika memang akan dilakukan berbagai proses diatas. Namun yang pasti harus digunakanDATA EDITOR sebagai bagian input dan proses data, serta VIEWER yang merupakantempat output pengolahan data.

 

III. Kelebihan dan Kekurangam Program SPSS

Program SPSS yang pertama kali di buat dengan nama SPSS/PC+ yang masih berbasis teks dan masih memiliki kekurangan dalam pengoperasiannya karena masih menggunakan kode eksternal dan membutuhkan bantuan software lain yang berupa editor. Program SPSS yang sekarang diluncurkan mengikuti perkembangan program komputer dalam bentuk aplikasi windows dimana aplikasi ini memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan aplikasi sistem DOS, WS dan Lotus karena kemudahan dan kecepatan dalam penggunaan dan pengoperasiannya.

Kelebihan program SPSS :

  1. SPSS mampu mengakses data dari berbagai macam format data yang tersedia seperti dBase, Lotus, Access, text file, spreadsheet, bahkan mengakses database melalui ODBC (Open Data Base Connectivity) sehingga data yang sudah ada, dalam berbagai macam format, bisa langsung dibaca SPSS untuk dianalisis.
  2. SPSS memberi tampilan data yang lebih informatif, yaitu menampilkan data sesuai nilainya (menampilkan label data dalam kata-kata) meskipun sebetulnya kita sedang bekerja menggunakan angka-angka (kode data). Misalnya untuk field Jenis Kelamin, kode angka yang digunakan adalah 1 untuk “pria” dan 2 untuk “wanita”, maka yang akan muncul di layar adalah label datanya, yaitu “pria” dan “wanita”.
  3. SPSS memberikan informasi lebih akurat dengan memperlakukan missing data secara tepat, yaitu dengan memberi kode alasan mengapa terjadi missing data. Misalnya karena pertanyaan tidak relevan dengan kondisi responden, pertanyaan tidak dijawab, atau karena memang pertanyaannya yang harus dilompati.
  4. SPSS melakukan analisis yang sama untuk kelompok-kelompok pengamatan yang berbeda secara sekaligus hanya dalam beberapa mouse click saja. Contohnya :
    1. mengetahui nilai minimum, maksimum dan rata-rata penjualan per kuartal per wilayah penjualan secara bersamaan pada masing-masing kelompok produk.
    2. mengetahui hal-hal yang signifikan berpengaruh terhadap volume penjualan (apakah kelompok umur konsumen, tingkat pendidikan, jenis kelamin, besar pengeluaran per bulan, dll) pada masing-masing wilayah penjualan.
  5. SPSS mampu merangkum data dalam format tabel multidimensi (crosstabs), yaitu beberapa field ditabulasikan secara bersamaan. Contohnya :
    1. tabel persentase jumlah responden dari beberapa kelompok umur terhadap beberapa kategori produk perawatan rambut.
    2. tabel persentase jumlah responden dari beberapa tingkat pendidikan terhadap beberapa partai politik pilihan menurut beberapa wilayah pemilihan umum.
  6. Tabel multidimensi SPSS sifatnya interaktif. Kolom tabel bisa dirubah menjadi baris tabel dan sebaliknya. Semua nilai dalam sel-sel tabel akan disesuaikan secara otomatis. Hal ini sangat memudahkan pekerjaan eksplorasi data.

 

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/SPSS

http://suicidealone.wordpress.com/2008/05/14/hello-world/

http://www.scribd.com/doc/57747839/BAB-III

http://panduanskripsi.com/menentukan-metode-olah-data-skripsi-yang-paling-tepat/

http://kevnugjr.wordpress.com/kelebihan-spss/

http://blogjoeharno.blogspot.com/2008/01/mahir-pengolahan-data-dgn-spss-1.html

 

 

 

Soal :

  1. Apa yang kalian ketahui tentang bandwith, ISP, FTP ?
  2. Jelaskan tentang sejarah internet ?

Jawaban :

  1. Bandwith adalah adalah jumlah lalu lintas yang diizinkan antara situs web dan situs lainnya dari internet. Jumlah bandwidth yang dapat diberikan perusahaan hosting ditentukan oleh koneksi jaringan mereka, baik untuk internal maupun eksternal ke data center publik internet. ISP (Internet Service Provider ) adalah perusahaan atau badan yang menyelenggarakan jasa sambungan internet dan jasa lainnya yang berhubungan. Mereka menyediakan jasa seperti hubungan ke internet, pendaftaran nama domain, dan hosting. Contoh ISP asli Indonesia speedy dan Telkomnet Instant. FTP (File Transfer Protocol) adalah protokol internet yang digunakan untuk pertukaran file di antara komputer di internet. Seperti juga HTTP yang digunakan untuk memindahkan halaman web, SMTP untuk memindahkan email, FTP juga bertindak di dalam protokol TCP/IP.
  2. Internet secara simpel adalah sekelompok jutaan komputer terhubung dengan jaringan. Sambungan ini dapat besar atau kecil, tergantung dari kabel dan peralatan yang digunakan di lokasi tertentu. Ukuran setiap koneksi jaringan yang ada menentukan seberapa banyak bandwidth tersedia. Menurut Wikipedia Indonesia internet merupakan  jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan militer dan “ARPANET” baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan  nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet. Internet berkembang sangat pesat, pada tahun 1994 situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.

Sumber :

http://ndri.info/ulasan-review/internet/apa-itu-bandwith-sebuah-teori

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet

http://iwan.cahbag.us/2009/06/apa-itu-isp_30.html

http://www.ilmuit.com/tutorial/272

1. Pengertian Stres

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.

Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.

 

2. Model Stres

1. General Adaptation Syndrome
* Dikemukakan oleh Hans Selye (1982)
* Menurut teori ini, stress adalah reaksi pertahanan tubuh secara keseluruhan terhadap sumber-sumber penyebab stress/stressor
* Terbagi atas 3 proses :
– The initial alarm reaction; tubuh bereraksi terhadap tantangan/ancaman dari luar
– Resistance Stage; suhu tubuh normal, tetapi adrenalin tetap dikeluarkan (bertahan, berdaptasi) sehingga kondisi fisiologis tetap terjaga
– Exhaustion Stage; masa kelelahan, bila terus berlangsung akan mengakibatkan kematian

2. The Stress Life Events Model
* Dikemukakan oleh Holmes & Rahe (1967), Holmes & Matsubi (1972)
* Mereka setuju dengan pendapat Selye bahwa kejadian khusus dalam kehidupan dapat memberikan efek secara fisik
* Penelitian mereka bertujuan untuk mengidentifikasikan kejadian-kejadian khusus dalam kehidupan yang menjadi penyebab dari stress
* Menurut teori ini, stress muncul sewaktu-waktu berdasarkan atas kejadian yang dialami individu dimana kejadian itu menimbulkan perilaku coping dan respon adaptif
* Mereka menyusun Social Readjustment Rating Scale, yang berisikan kejadian-kejadian dalam kehidupan yang dikorelasikan dengan gejala-gejala gangguan penyakit

3. Person Environment Fit Theory
* Dikembangkan oleh French, Caplain, Van Harrison (1982)
* Secara khusus menyelidiki mengenai stress yang muncul pada pekerjaan
* Preposisi utama dari teori ini adalah bahwa tuntutan dari lingkungan pekerjaan kadang tidak sesuai dengan keinginan, tujuan dan kemampuan karyawan

3. Stres Lingkungan

Stress didefinisikan sebagai proses dengan kejadian lingkungan yang mengancam atau hilangnya kesejahteraan organisme yang menimbulkan beberapa respon dari organisme tersebut. Respons ini bisa dalam bentuk coping behavior (tingkah laku penyesuaian) terhadap ancaman. Kejadian-kejadian lingkungan yang menyebabkan proses ini disebut sebagai sumber stress (stressor) yang antara lain berupa bencana alam dan teknologi, bising, dan commuting, sedangkan reaksi yang timbul karena adanya stressor disebut respons dari stress (stress response).

Respons terhadap stress dicirikan dengan perubahan emosional, tingkah laku langsung terhadap pengurangan stress, dan perubahan psikologis seperti meningkatnya arousal. Proses ini meliputi seluruh bagian dari situasi, yaitu ancaman itu sendiri, persepsi terhadap ancaman, coping (penyesuaian) dengan ancaman, dan pada akhirnya beradaptasi dengan hal tersebut.

3. Peran Stres dalam Memahami Hubungan Manusia dengan Lingkungan

Stres bisa terjadi secara positif, bila seseorang mengalami stress maka akan termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaanya. Manusia harus mengalami stress untuk mencapai puncak tertinggi dalam menyelesaikan masalahnya. Peran stres akan berdampak besar terhadap lingkungan manusia tersebut. Keadaan lingkungan yang kondusif akan membuat manusia nyaman dan selalu dalam keadaan homeostasis.

Namun, lingkungan terkadang memberikan efek negatif pada manusia yang dapat menyebabkan stress. Stress tidak dapat dihindarkan. Namun demikian, dengan memahami stressor dan stress itu sendiri, kita dapat meminimalkan stress yang tidak diperlukan, dan membuat diri kita lebih sehat , baik secara fisik , maupun mental. Untuk itulah kita perlu belajar untuk hidup bersama dengan stress. Beberapa upaya yang dapat dilakukan manusia untuk meminimalisasikan munculnya stress antara lain dengan beristirahat cukup, berolahraga teratur, rekreasi, menjaga menu dan pola makan. Namun, apabila telah terjadi stress, maka dapat ditanggulangi dengan cara coping yaitu dengan coping masalah dan coping emosi.

 

 

 

 

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres.html

STRESS LINGKUNGAN DAN PENANGGULANGANNYA

aa. Pengertian Privasi
Ibyo Hartono (1986) : Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan menyangkut keterbukaan atau ketertutupan , yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar di capai orang lain. Sedangkan menurut Rapoport Kemampuan untuk mengontrol interaksi memperoleh pilihan dan mencapai interaksi yang diinginkan.
Marshall : Pilihan untuk menghindari diri dari keterlibatan dengan orang dan lingkungan sosial.
b. Faktor Pengaruh Privasi
1. Faktor Personal
Ada perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu penelitian pria lebih memilih ruangan yang terdapat tiga orang sedangkan wanita tidak memeprmasalahkanisi dalam ruangan itu. Menurut Maeshall prbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan privasi.

2. Faktor Situasional
Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk mandiri.

3. Faktor Budaya
Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan tetapi berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi. Misalnya rumah orang jawa tidak terdapat pagar dan menghadap ke jalan, tinggal dirumah kecil dengan dindidng dari bamboo terdiri dari keluarga tunggal anak ayah dan ibu.

c. Pengaruh privasi terhadap prilaku
Maxine Wolfe mencatat bahwa pengelolaan hubungan interpersonal adalah pusat dari pengalaman tentang privasi dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi psikologis dari privasi dapat dibagi menjadi :
1. Privasi memainkan peran dalam mengelola interkasi socsal yang kompleks di dalam kelompok sosial.
2. Privasi memebantu kita memantapkan perasaan identitas pribadi.

d. Privasi dalam konteks budaya
Selama ini kita terpaku bahwa suatu desain tertentu memiliki fungsi tunggal, sebagai ruang untuk berinteraksi secara terbatas atau sebaliknya secara berlebihan tetapi bukan fungsi untuk keduanya sekaligus. Seperti orang Jepang di dalam rumah dinding dapat dipindah-pindahkan ke dalam dan kekuar rumah. Satu area namun dapat difungsikan untuk makan, tidur, interaksi sosial dalam waktu yang berbeda.
Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab6-privasi.pdf

1. Pengertian Teritorialitas

Teritorialitas adalah suatu tingkah laku  yang diasosiasikan sebagai kepemilikan atau tempat  yang ditempati oleh individu atau area yang sering melibatkan ciri pemiliknya dan pertahanan dari serangan orang lain. Menurut Altman, teritorialitas itu individu yang tinggal di daerah tersebut dapat mengontrol daerah tempat tinggalnya.

2. Elemen Teritorialitas

Ada empat elemen teritorialitas, yaitu :

1.      Kepemilikan atau hak dari suatu tempat, misalnya surat-surat tanah menjadi bukti hak untuk tinggal di atas tanah tersebut.

2.      Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu, misalnya nomer yang terdapat di setiap rumah menjadi suatu penandaan atau ciri tertentu.

3.      Hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar, misalnya KTP menjadi suatu hak tanda bukti kita sebagai WNI.

4.      Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan estetika. Misalnya kegiatan gotong royong warga di suatu kecamatan sehingga menimbulkan lingkungan yang asri dan sehat.

 

3. Teritorialitas dan Perbedaan Budaya

Setiap budaya memilki teritorialitas dan perbedaan budaya yang menimbulkan berbagai macam ciri khas tertentu. Akibat perbedaan budaya tersebut muncul teritorialitas. Sebagai contoh orang Jawa biasanya memberikan wejangan kepada anak-anaknya “kalau menikah harus dengan orang Jawa juga”. Dari kata-kata wejangan tersebut dapat dilihat orang Jawa memberi teritorialitasnya kepada anak-anaknya sebagai suatu batasan atau pertahanan ciri khas suatu budayanya.

 

http://fathulrochman.blogspot.com/2010/04/privasi-dan-teritorialitas-dalam.html

http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab5-ruang_personal_dan_teritorialias.pdf

 

 

A. Pengertian Ruang Personal

Ruang personal adalah ruang di sekeliling individu, yang selalu dibawa orang kemana saja ia pergi dan orang akan merasa terganggu jika ruamg tersebut diinterferensi (Gifford, 1987). Artinya kebutuhan terhadap ruang personal terjadi ketika orang lain hadir.

Menurut Sommer(dalam Altman, 1975) ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya. Goffman (dalam Altman, 1975) menggambarkan ruang personal sebagai jarak atau daerah disekitar individu dimana jika dimasuki orang lain menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang dan kadang-kadang menarik diri. Beberapa definisi ruang personal secara implicit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain :

1.      Ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan orang lain

2.      Ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri

3.      Pengaturan ruang personal merupakan proses dinamis yang memungkinkan dari kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi.

4.      Ketika seseorang melanggar ruang personal lain, maka dapat berakibat kecemasan, stres dan perkelahian.

5.      Ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak antar manusia.

 

B. Ruang Personal dan Perberdaan Budaya

Dalam lintas budaya yang berkaitan dengan ruang personal, Hall (dalam Altman, 1976) mengamati bahwa norma dan adat istiadat dari kelompok budaya dan etnik yang berbeda akan tercermin dari penggunaan ruang, seperti susunan perabot, konfigurasi tempat tinggal dan orientasi yang dijaga oleh individu satu dengan individu lainnya.

Watson (dalam Gifford, 1982) menegaskan bahwa budaya dapat dibagi menjadi dua yaitu budaya kontak dan budaya non kontak. Suatu studi menemukan pada bahwa siswa siswi dari bidaya kontak (Amerika Latin, Spanyol, dan Maroko) duduk berjauhan satu sama lain daripada siswa siswi dari kebudayaan non kontak (Amerika). Penelitian ini dibantah oleh Shuter.

Orang Costa Rika menyukai jarak personal yang lebih dekat daripada orang Panama atau Kolombia. Sussman dan Rosenfeld (dalam Gifford, 1987) menemukan bahwa orang Jepang menggunakan jarak personal yang lebih lebar daripada orang Amerika yang menggunakan lebih besar daripada orang Venezuela.

Hall (dalam Altman, 1976) menggambarkan bahwa kebudayaan Arab cenderung berorientasi kepada “kontak” dibandingkan dengan Eropa Utara dan Kebudayaan Barat. Jarak yang dekat dan isyarat-isyarat sentuhan, penciuman, dan panas tubuh tampaknya merupakan hal yang lazim dalam “budaya kontak”. Orang –orang Jepang menggunakan ruang secara teliti. Keluarga-keluarga Jepang memiliki banyak kontal interpersonal yang dekat; seringkali tidur bersama-sama dalam satu ruangan dengan susunan yang tidak beraturan atau melakukan berbagai aktivitas dalam ruang yang sama.

 

Sumber :              http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/psikologilingkungan_avin.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab5-ruang_personal_dan_teritorialias.pdf

A. Pengertian Kesesakan

Beberapa ahli mengemukakan definisi mengenai kesesakan, yaitu :

1.      Stokols (dalam Altman, 1975) membedakan antara kesesakan bukan sosial (nonsocial crowding), yaitu dimana faktor – fackor fisik menghasilkan perasaan terhadap ruang yang tidak sebanding, seperti sebuah ruang yang sempit, dan kesesakan sosial (social crowding) yaitu perasaan sesak mula-mula datang dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak. Stokols juga menambahkan perbedaan antara kesesakan molekuler (molecular crowding), yaitu perasaan sesak yang menganalisa mengenai individu, kelompok kecil dan kejadian-kejadian interpersonal dan kesesakan molar (molar crowding), yaitu perasaan sesak yang dapat dihubungkan dengan skala luas, populasi penduduk kota.

2.      Altman (1975), kesesakan adalah suatu proses interpersonal pada suatu tingkatan interaksi manusia satu dengan lainnya dalam suatu pasangan atau kelompok kecil. Perbedaan pengertian antara crowding (kesesakan) dengan density (kepadatan) tidaklah jelas benar, bahkan kadang – kadang keduanya memiliki pengertian yang sama dalam merefleksikan pemikian secara fisik dari sejumlah manusia dalam suatu ksatuan ruang.

3.      Morris (dalam Iskandar, 1990) memberi pengertian kesesakan sebagai defisit suatu ruangan. Hal ini berarti bahwa dengan adanya sejumlah orang dalam suatu hunian rumah, maka ukuran per meter persegi setiap orangnya menjadi kecil, sehingga dirasakan adanya kekurangan ruang. Dalam suatu unit hunian, kepadatan ruang harus diperhitungkan dengan mebel dan peralatan yang diperlukan untuk suatu aktivitas. Oleh karenanya untuk setiap ruang akan memerlukan suatu ukuran standar ruang yang berbeda, karena fungsi dari ruang itu berbeda.

4.      Rapoport (dalam Stokols dan Altman, 1987) mengatakan, kesesakan adalah suatu evaluasi subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak mencukupi, sebagai kelanjutan dari persepsi langsung terhadap ruang yang tersedia.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah pada dasarnya batasan kesesakan melibatkan persepsi seseorang terhadap keadaan ruang yang dikaitkan dengan kehadiran sejumlah manusia, dimana ruang yang tersedia dirasa terbatas atau jumlah manusianya yang dirasa terbatas atau jumlah manusianya yang dirasa terlalu banyak.

B. Teori Kesesakan

Untuk menerangkan terjadinya kesesakan dapat digunakan tiga model teori, yaitu : Beban Stimulus, Kendala Perilaku, dan Teori Ekologi (Bell dkk, 1978).
1. Model Beban Stimulus, yaitu : kesesakan akan terjadi pada individu yang dikenai terlalu banyak stimulus, sehingga individu tersebut tak mampu lagi memprosesnya. Contohnya seperti saat menaiki bus yang penuh dengan penumpang dengan banyak stimulus seperti penuhnnya penumpang, Karena kesesakan tersebut terkadang kita lupa untuk turun di tempat tujuan.
2. Model Kendala Prilaku, yaitu : menerangkan kesesakan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa, sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu. Hambatan ini mengakibatkan individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Terhadap kondisi tersebut, individu akan melakukan psychological reactance, contohnya seperti suatu bentuk perlawanan terhadap kondisi yang mengancam kebebasan untuk memiliih.
3. Model Teori Ekologi, yaitu : membahas kesesakan dari sudut proses sosial.
Penjelasan lebih lanjut tentang teori-teori diatas adalah sebagai berikut :

1. Teori Beban Stimulus
Pendapat teori ini mendasarkan diri pada pandangan bahwa kesesakan akan terbentuk bila stimulus yang diterima individu melebihi kapasitas kognitifnya sehingga timbul kegagalan memproses stimulus atau informasi dari lingkungan. Schmidt dan Keating (1979) mengatakan bahwa stimulus disini dapat berasal dari kehadiran banyak orang beserta aspek-aspek interaksinya, maupun kondisi-kondisi fisik dari lingkungan sekitar yang menyebabkan bertambahnya kepadatan sosial. Berlebihnya informasi dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:
(a) Kondisi lingkungan fisik yang tidak menyenangkan.
(b) Jarak antar individu (dalam arti fisik) yang terlalu dekat.
(c) Suatu percakapan yang tidak dikehendaki.
(d) Terlalu banyak mitra interaksi.
(e) Interaksi yang terjadi dirasa lalu dalam atau terlalu lama.

2. Teori Ekologi
Menurut Micklin (dalm Holahan, 1982) mengemukakan sifat-sifat umum model ekologi pada manusia. Pertama, teori ekologi perilaku memfokuskan pada hubungan timbal balik antara orang dengan lingkungannya. Kedua, unit analisisnya adalah kelompok sosial dan bukan individu, dan organisasi sosial memegang peranan sangat penting. Ketiga, menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial.
Wicker (1976) mengemukakan teorinya tentang manning. Teori ini berdiri atas pandangan bahwa kesesakan tidak dapat dipisahkan dari faktor seting dimana dimana hal itu terjadi, misalnya pertunjukan kethoprak atau pesta ulang tahun.
Analisi terhadap seting meliputi :
1. Maintenance minim, yaitu jumlah minimum manusia yang mendukung suatu seting agar suatu aktivitas dapat berlangsung. Agar pembicaraan menjadi lebih jelas, akan digunakan kasus pada sebuah rumah sebagai contoh suatu seting. Dalam hal ini, yang dinamakan maintenance setting adalah jumlah penghuni penghuni rumah minimum agar suatu ruang tidur ukuran 4 x 3 m bisa dipakai oleh anak-anak supaya tidak terlalu sesak dan tidak terlalu longgar.
2. Capacity, adalah jumlah maksimum penghuni yang dapat ditampung oleh seting tersebut (jumlah orang maksimum yang dapat duduk di ruang tamu bila sedang dilaksanakan hajatan)
3. Applicant, adalah jumlah penghuni yang mengambil bagian dalam suatu seting. Applicant dalam seting rumah dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
• Performer, yaitu jumlah orang yang memegang peran utama, dalam hal ini suami dan isteri.
• Non-performer, yaitu jumlah orang yang terlibat dalam peran-peran sekunder, dalam hal ini anak-anak atau orang lain dalam keluarga.
Besarnya maintenance minim antara performer dan non-performer tidak terlalu sama. Dalam seting tertentu, jumlah performer lebih sedikit daripada jumlah non-performer, dalam seting lain mungkin sebaliknya.

3. Teori Kendala Perilaku
Menurut teori ini, suatu situasi akan dianggap sesak apabila kepadatan atau kondisi lain yang berhubungan dengannya membatasi aktivitas individu dalam suatu tempat.
Menurut Altman kondisi kesesakan yang ekstrim akan timbul bila faktor-faktor dibawah ini muncul secara simultan:
1. Kondisi-kondisi pencetus, terdiri dari tiga faktor :
(a) Faktor-faktor situsional, seperti kepadatan ruang yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, dengan sumber-sumber pilihan perilaku yang terbatas.
(b) Faktor-faktor personal, seperti kurangnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam situasi yang padat dan rendahnya keinginan berinteraksi dengan orang lain yang didasarkan pada latar belakang pribadi, suasana hati, dan sebagainya.
(c) Kondisi interpersonal, sepwerti gangguan sosial, ketidak mampuan memperoleh sumber-sumber kebutuhan, dan gangguan lainnya.
2. Serangkaian faktor-faktor organismik dan psikologis seperti stress, kekacauan pikiran, dan persaan kurang enak badan.
3. Respon-respon pengatasan, yang meliputi beberapa perilaku verbal dan non verbal yang tidak efektif dalam mengurangi stress atau dalam mencapai interaksi yang diinginkan dalam jangka waktu yang panjang atau lama.

C. Faktor Pengaruh Kesesakan

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kesesakan, yaitu :
* Faktor Personal. Faktor personal terdiri dari :
a) Kontrol pribadi dan locus of control
b) Budaya, pengalaman, dan proses adaptasi

*Faktor Sosial. Faktor sosial yang berpengaruh adalah:
a) Kehadiran dan perilaku orang lain
b) Formasi koalisi
c) Kualitas hubungan
d) Informasi yang tersedia

*Faktor Fisik. Altman (1975), Bell dkk (1978), Gove dah Hughes(1983) mengemukakan adanya faktor situasional sekitar rumah sebagai faktor yang juga mempengaharui kesesakkan. Stessor yang menyertai faktor situasional tersebut seperti suara gaduh, panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, dan karakteristik seting. Faktor situasional tersebut antara lain :
(a) Besarnya skala lingkungan.
(b) Variasi arsitektural.

D. Pengaruh Kesesakan Terhadap Perilaku

Brigham (1991) mencoba menerangkan dan menjelaskannya pengaruh kesesakan terhadap prilaku, yaitu :
(1) pelanggaran terhadap ruang pribadi dan atribusi seseorang yang menekan perasaan yang disebabkan oleh kehadiran orang lain;
(2) keterbatasan perilaku, pelanggaran privasi dan terganggunya kebebasan memilih;
(3) kontrol pribadi yang kurang
(4) stimulus yang berlebihan.
Freedman (1975) memandang kesesakan sebagai suatu keadaan yang dapat bersifat positif maupun negatif tergantung dari situasinya. Jadi kesesakan dapat dirasakan sebagai suatu pengalaman yang kadang-kadang menyenangkan dan kadang-kadang tidak menyenangkan.
Walaupun pada umumnya kesesakan berakibat negatif pada perilaku seseorang, tetapi menurut Altman (1975) dan Watson dkk. (1984), kesesakan kadang memberikan kepuasan dari kesenangan. Hal ini tergantung pada tingkat privasi yang diinginkan, waktu dan situasi tertentu, serta setting kejadian. Situasi yang memberikan kepuasan dan kesenangan bisa kita temukan, misalnya pada waktu melihat pertunjukan musik, pertandingan olahraga atau menghadiri reuni atau resepsi.

Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab4-kepadatan_dan_kesesakan.pdf
http://alvaroferanov.blogspot.com/2010/05/kepadatan-dan-kesesakan.html
http://rafinda-ega.blogspot.com/2010/05/kesesakan.html

1.       Pengertian Kepadatan

Kepadatan adalah hasil bagi jumlah objek terhadap luas daerah. Dengan demikian satuan yang digunakan adalah satuan/luas daerah, misalnya: buah/m2.

Sebagai contoh, kepadatan penduduk disebut sebagai 65 orang/km2.

 

2.      Kategori Kepadatan

Menurut Altman (1975), variasi indikator kepadatan berhubungan dengan tingkah laku sosial. Variasi indikator kepadatan itu meliputi :
a. jumlah individu dalam sebuah kota
b. jumlah individu pada daerah sensus
c. jumlah individu pada unit tempat tinggal
d. jumlah ruangan pada unit tempat tinggal
e. jumlah bangunan pada lingkungan sekitar dan lain – lain.
– Jain (1987) berpendapat bahwa tingkat kepadatan penduduk akan dipengaruhi oleh unsur – unsur, yaitu :
a. jumlah individu pada setiap ruang
b. jumlah ruang pada setiap unit rumah tinggal
c. jumlah unit rumah tinggal pada setiap struktur hunian
d. jumlah struktur hunian pada setiap wilayah pemukiman.

 

3.      Akibat Kepadatan Tinggi

Akibat yang ditimbulkan dari kepadatan tinggi dapat menimbulkan berbagai macam masalah seperti dampak psikologis yaitu stres, menarik diri dan perilaku agresi. Menurut Heimstra dan Mc Farling (1978) kepadatan memberikan akibat bagi manusia baik secara fisik,
sosial maupun psikis. Akibat secara fisik yaitu reaksi fisik yang dirasakan individu seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan penyakit fisik lain (Heimstra dan McFarling, 1978). Akibat secara sosial antara lain adanya masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat seperti meningkatnya kriminalitas dan kenakalan remaja (Heimstra dan McFarling, 1978; Gifford, 1987).

 

4.      Kepadatan dan Perbedaan Budaya

Menurut Koerte (dalam Budihardjo, 1991) faktor-faktor seperti ras, kebiasaan, adat-istiadat, pengalaman masa silam, struktur sosial, dan lain-lain, akan sangat menentukan apakah kepadatan tertentu dapat menimbulkan perasaan sesak atau tidak. Epstein (dalam Sears dkk., 1994) menemukan bahwa pengaruh kepadatan tinggi tempat tinggal tidak akan terjadi apabila penghuni mempunyai sikap kooperatif dan tingkat pengendalian tertentu. pada suatu keluarga tampaknya tidak akan banyak mengalami kesesakan, karena mereka umumnya mampu “mengendalikan” rumah mereka dan mempunyai pola interaksi yang dapat meminimalkan timbulnya masalah tempat tinggal yang memiliki kepadatan tinggi.

 

 

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kepadatan

http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab4- kepadatan_dan_kesesakan.pdf


  • Tidak ada
  • Mr WordPress: Hi, this is a comment.To delete a comment, just log in, and view the posts' comments, there you will have the option to edit or delete them.

Kategori